judi online

Bahaya Judi Online dalam Pandangan Islam

Judi, dalam bentuk apa pun, termasuk judi online, adalah aktivitas yang dilarang dalam Islam. Islam sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan umatnya memberikan panduan yang jelas mengenai aktivitas-aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan, termasuk dalam hal mencari rezeki dan hiburan. Artikel ini akan membahas mengapa judi online dianggap berbahaya dalam pandangan Islam, serta dampak negatif yang ditimbulkannya.

1. Larangan dalam Al-Quran dan Hadis

Islam memiliki landasan hukum yang tegas mengenai judi. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Ma’idah: 90)

“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Ma’idah: 91)

Selain itu, Rasulullah SAW bersabda:
– Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang mengatakan kepada temannya: ‘Mari kita bermain judi,’ maka hendaknya ia bersedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ayat-ayat dan hadis-hadis ini menegaskan bahwa judi, termasuk judi online, adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam.

2. Mengandung Unsur Spekulasi dan Ketidakpastian

Judi online, seperti halnya judi konvensional, mengandung unsur spekulasi dan ketidakpastian yang tinggi. Islam melarang segala bentuk aktivitas yang mengandung gharar (ketidakpastian berlebihan) karena dapat merugikan salah satu pihak. Dalam judi, tidak ada kepastian tentang hasil yang diperoleh, dan ini bertentangan dengan prinsip keadilan dan kejelasan dalam transaksi yang dianjurkan oleh Islam.

3. Merusak Moral dan Akhlak

Judi online dapat merusak moral dan akhlak individu. Aktivitas ini mendorong perilaku tamak dan ketergantungan pada keberuntungan daripada usaha dan kerja keras. Islam mengajarkan umatnya untuk mencari rezeki melalui cara yang halal dan bekerja keras, bukan dengan mengandalkan nasib atau keberuntungan semata.

 4. Mengalihkan Perhatian dari Kewajiban Agama

Judi online dapat mengalihkan perhatian seseorang dari kewajiban agama seperti shalat, zakat, dan kegiatan ibadah lainnya. Waktu dan energi yang dihabiskan untuk berjudi bisa mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk beribadah dan mengingat Allah SWT. Ini dapat menyebabkan seseorang lalai dari tanggung jawab spiritual dan sosialnya.

5. Menyebabkan Permusuhan dan Kebencian

Judi online, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran, dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian antara individu. Kalah dalam judi seringkali menyebabkan frustrasi dan kemarahan, sedangkan kemenangan dapat memicu kesombongan dan ketidakpuasan pada pihak yang kalah. Ini dapat merusak hubungan sosial dan menimbulkan konflik.

6. Menghabiskan Harta Secara Sia-sia

Judi online seringkali menyebabkan pemborosan harta yang seharusnya digunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan diri serta keluarga. Islam mendorong pengelolaan harta yang bijaksana dan bertanggung jawab. Membelanjakan uang untuk berjudi adalah tindakan yang tidak produktif dan merugikan.

Kesimpulan

Dalam pandangan Islam, judi online adalah aktivitas yang berbahaya dan dilarang karena mengandung unsur spekulasi dan ketidakpastian, merusak moral dan akhlak, mengalihkan perhatian dari kewajiban agama, menimbulkan permusuhan dan kebencian, serta menyebabkan pemborosan harta. Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain, serta mencari rezeki melalui cara yang halal dan penuh berkah. Oleh karena itu, umat Muslim sebaiknya menghindari judi online dan aktivitas lain yang sejenis, serta fokus pada usaha yang diridhai oleh Allah SWT.

pendaftaran santri baru 2025

Keunggulan dari Pesantren Alam

Pesantren Alam, seperti Pesantren Alam Sabilul Huda di Karangpandan, Karanganyar, memiliki pendekatan yang unik dan efektif dalam membangun karakter dan akhlak santri. Pendekatan ini berakar pada pemahaman mendalam tentang jati diri manusia yaitu sebagai hamba Allah dan juga kesadaran akan peran manusia sebagai khalifah di bumi.

Berikut adalah penjelasan mengenai keunggulan ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Ust Sodikin selaku salah satu penggagas pesantren alam:

1. Mengenalkan Jati Diri sebagai Hamba Allah

Di Pesantren Alam, santri diajarkan untuk memahami jati diri mereka sebagai hamba Allah. Pendidikan agama yang mendalam mencakup pembelajaran tentang tauhid (keesaan Allah), fiqh (hukum Islam), dan akhlak (etika Islam). Melalui pengajaran ini, santri diajarkan untuk menyadari keberadaan mereka sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki tujuan hidup yang jelas.

  • Pemahaman Tauhid

Santri diperkenalkan dengan konsep tauhid yang mendalam, yang mengajarkan bahwa hanya Allah yang layak disembah dan diandalkan. Pemahaman ini membangun kesadaran spiritual yang kuat, membuat santri selalu merasa dekat dengan Allah dalam setiap aspek kehidupan mereka.

  • Praktik Ibadah yang Kuat

Melalui ibadah yang konsisten seperti shalat, puasa sunnah, dan dzikir, santri diajarkan untuk menjaga hubungan yang erat dengan Allah. Ibadah yang dilakukan secara rutin dan khusyuk  membantu membentuk karakter yang disiplin dan taat kepada perintah-Nya.

2. Pemahaman sebagai Khalifah di Bumi

Selain memahami jati diri sebagai hamba Allah, santri juga diajarkan tentang peran mereka sebagai khalifah di bumi. Ini berarti mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara alam serta masyarakat sekitar.

  • Konsep Khalifah

Santri diperkenalkan dengan konsep khalifah yang berarti pemimpin atau pengelola bumi. Mereka diajarkan bahwa setiap manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memperbaiki kondisi sosial di sekitarnya.

Baca: Misi Utama Manusia sebagai Khalifah

3. Perubahan Akhlak atau Karakter

Pemahaman mendalam tentang jati diri sebagai hamba Allah dan kesadaran akan peran mereka sebagai manusia berdampak langsung pada perubahan akhlak dan karakter. Santri yang memiliki kesadaran spiritual yang kuat cenderung memiliki akhlak yang mulia, seperti:

  • Kejujuran
  • Ikhlas
  • Tawadhu
  • Berani dan Tanggung Jawab
  • Tangguh
  • Kedisiplinan

Dengan pemahaman dan kesadaran sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi, santri tidak hanya berubah dalam akhlak pribadi tetapi juga membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Mereka menjadi agen perubahan yang aktif, mempromosikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam).

4. Belajar dari dan bersama Alam

tahfidzul quranSantri di Pesantren Alam menjadikan apa yang ada disekitarnya adalah sebagai media pembelajaran. Memiliki motto” setiap kejadian adalah ilmu, setiap orang menjadi guru, setiap tempat adalah Madrasah atau Sekolah. Menjadikan pembelajaran di pesantren Alam sebagai pesantren 24 jam belajar dengan media dan sarana tak terbatas.

Kesimpulan

Pesantren Alam Sabilul Huda di Karangpandan, Karanganyar, dengan pendekatan pendidikan berbasis alam dan spiritual, berupaya membangun karakter dan akhlak santri yang kuat. Dengan mengenalkan jati diri sebagai hamba Allah dan pemahaman tentang peran sebagai khalifah di bumi, diharapkan kelak pesantren ini mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki karakter yang mulia dan peduli terhadap lingkungan. Hasilnya adalah santri yang memiliki kesadaran diri tinggi, akhlak yang baik, dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan alam sekitar.

Menjadi Khalifah di Muka Bumi

Manusia sebagai khalifah di muka bumi memiliki misi utama yang mencakup pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan bumi serta seluruh isinya sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Misi ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ibadah, menjaga lingkungan, hingga membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Berikut adalah penjelasan mengenai misi utama manusia sebagai khalifah di bumi beserta dalilnya dalam Al-Quran dan hadits:

1. Menjaga dan Memelihara Bumi

Manusia diberi amanah untuk menjaga dan memelihara bumi serta semua makhluk yang ada di dalamnya. Tugas ini mencakup menjaga lingkungan, mengelola sumber daya alam dengan bijak, dan mencegah kerusakan.

Dalil Al-Quran:

  • Surah Al-Baqarah (2:30): “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'”
  • Surah Al-A’raf (7:31): “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

2. Menegakkan Keadilan

Sebagai khalifah, manusia bertugas menegakkan keadilan di muka bumi. Keadilan ini mencakup semua aspek kehidupan, baik dalam hukum, ekonomi, sosial, maupun dalam hal lainnya.

Dalil Al-Quran:

  • Surah Al-Ma’idah (5:8): “Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”

3. Beribadah kepada Allah

Ibadah adalah misi utama manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia diciptakan untuk menyembah Allah dan mengikuti semua perintah-Nya dalam setiap aspek kehidupan.

Dalil Al-Quran:

  • Surah Adz-Dzariyat (51:56): “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

4. Mengelola dan Memanfaatkan Sumber Daya Alam dengan Bijak

Manusia sebagai khalifah harus mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak, tanpa merusak atau mengeksploitasi berlebihan. Prinsip ini mengajarkan manusia untuk berperilaku ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dalil Al-Quran:

  • Surah Al-An’am (6:141): “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah dari buahnya yang bermacam-macam itu bila berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

5. Mengajak kepada Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran

Sebagai khalifah, manusia juga memiliki tanggung jawab untuk mengajak sesama kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Ini mencakup berbagai aktivitas dakwah, pendidikan, dan pengajaran nilai-nilai Islam.

Dalil Al-Quran:

  • Surah Ali Imran (3:104): “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Dalil Hadits:

  • Hadits Riwayat Muslim: “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim no. 49)

Kesimpulan

Misi utama manusia sebagai khalifah di muka bumi meliputi menjaga dan memelihara bumi, menegakkan keadilan, beribadah kepada Allah, mengelola sumber daya alam dengan bijak, serta mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits menggarisbawahi pentingnya peran ini dan memberikan panduan bagi manusia untuk menjalankan tanggung jawabnya dengan benar. Dengan memahami dan melaksanakan misi ini, manusia dapat memenuhi tujuan penciptaannya dan membawa kebaikan bagi seluruh makhluk di bumi.

pendaftaran santri baru 2025

PENTING! INILAH KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

Ilmu pengetahuan memiliki peran besar dalam kehidupan seseorang, karena dengan ilmu pengetahuan maka manusia dapat bermanfaat untuk keluarga dan sekitarnya. Ilmu pengetahuan juga menjadi jalan pedoman untuk menuntun kita ke arah benar dan dapat mengantarkan kita pada kehidupan bahagia di dunia maupun akhirat dan menjadi cahaya yang menyinari kehidupan manusia sehingga mereka tidak kehilangan arah.

Manusia dapat membedakan antara benar dan salah melalui ilmu pengetahuan, sehingga bisa memahami kewajibannya sebagai manusia yang bertaqwa menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka Allah SWT akan mengangkat derajat manusia di dunia dan di akhirat nanti.

Ilmu pengetahuan berperan penting bagi manusia. Manusia tidak akan hidup lebih baik tanpa memiliki ilmu. Oleh karena itu, mari kita gunakan waktu sebaik-baiknya untuk menuntut ilmu yang bermanfaat. Kewajiban mencari ilmu telah dijelaskan di dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar adalah kewajiban bagi setiap manusia, karena berguna untuk meningkatkan potensi diri. Manusia dapat mengetahui wawasan yang sebelumnya tidak dimengerti. Sehingga kita sebagai umat muslim sebaiknya memperhatikan dalam hal belajar, karena telah diketahui keutamaan para penuntut ilmu di dalam Islam.

Allah mewajibkan setiap muslim untuk menuntut ilmu yang tertuang dalam Al-Quran Surah Al-Mujadalah ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Bunyi ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang orang yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi dari orang orang yang tidak menuntut ilmu. Keterangan ini menjadi tanda bahwa ilmu yang membuat manusia lebih mulia, tidak melalui harta atau nasabnya. Begitupun dalam sebuah Hadits disebutkan juga keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” Hadist ini diriwayatkan oleh Muslim.

Dalil tersebut menjadi bukti bahwa umat Islam wajib menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa orang yang pergi untuk menuntut ilmu maka akan diangkat derajatnya, dan Nabi Muhammad juga menjelaskan bahwa belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan untuknya jalan masuk surga.

Di dalam kata-kata berbahasa arab juga dijelaskan perintah menuntut ilmu :

أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”

Kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hidup mulai dari lahir sampai mati. Kewajiban ini akan selalu ada dan tidak lepas sampai maut kita. Semoga kita menjadi muslim dan muslimah yang dimuliakan Allah karena ilmu kita.

Kegiatan sehari-hari menjadi bermakna apabila didasarkan ilmu. Kita akan mendapatkan ganjaran yang sebanding dari Allah atas apa yang kita perbuat. Sehingga peranan ilmu memang penting dalam kehidupan manusia. Kita sebaiknya selalu belajar dan menjadi pendengar ilmu dari orang ahli ilmu.

Nabi Muhammad SAW bersabda

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barang siapa yang menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntulah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu.

Berikut ini merupakan keutamaan menuntut ilmu yang dikutip dari beberapa hadist Nabi Muhammad SAW:

1. Dimudahkan Jalan ke Surga

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan

baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).

2. Ditinggikan Derajatnya

Hadis mencari ilmu lain juga menunjukan tingginya derajat orang berilmu apabila dibandingkan dengan manusia lainnya.

Nabi Muhammad SAW bersabda: ٍ

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ قَالَ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا بِدَرَجَاتٍ

Dari Ibnu Abbas r.a.: ketika menafsirkan ayat : (Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. al-mujadalah:11); dia berkata maksudnya adalah “Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa derajat”. (HR. Darimi) No. 356.

3. Dicintai oleh Nabi Muhammad SAW

Rasulullah mendoakan para pencari ilmu:

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ

Dari Zaid bin Tsabit mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadits dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu.” Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Daud.

4. Orang yang Paling Utama

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Dari Utsman bin Affan ia berkata; Nabi Muhammad SAW bersabda: “Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

5. Dimintakan Ampun Seisi Bumi dan Langit

Keutamaan lain orang berilmu yakni:

قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْبَحْرِ

Dari Abu Ad Darda` ia mengatakan bahwa “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya akan memintakan ampun untuk seorang alim makhluk yang di langit dan di bumi hingga ikan hiu di dasar laut.” Hadist ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah) Ilmu pengetahuan akan membawa kebahagiaan bagi seseorang di dunia dan di akhirat.

6. Bahagia Dunia dan Akhirat

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barang siapa menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntutlah ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu pengetahuan”.

Ilmu merupakan kunci dan pusat segala kebaikan. Ilmu adalah sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan atas kita. Keimanan dan amal seseorang dianggap tidak sempurna kecuali dia memiliki ilmu. Apabila manusia memiliki ilmu, maka Allah akan disembah, dengan ilmu maka hak Allah pasti ditunaikan, dan dengannya pula agama Islam tersebar.

Kebutuhan manusia akan ilmu lebih besar jika disbanding dengan kebutuhannya pada makanan dan minuman, hal demikian karena keberlanjutan urusan agama dan duniawi berdasarkan pada ilmu. Hal ini ditambahkan oleh Imam Ahmad yang mengatakan bahwa manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman dalam satu hari hanya dibutuhkan dua sampai tiga kali, sedangkan ilmu pengetahuan diperlukan sepanjang waktu.

Akhir kata, semoga Allah memberikan pertolongan, taufiq dan hidayah kepada kita sehingga bisa menuntut ilmu dan mengamalkannya sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Aamiin.

Sumber
1.https://fcep.uii.ac.id/blog/keutamaan-menuntut-ilmu-dalam-islam/

 

TES PEMAHAMAN TERHADAP MATERI

Jawab dan jelaskan soal soal dibawah ini pada lembar jawaban yang telah disiapkan!

1.Jelaskan mengapa ilmu pengetahuan itu sangat penting!

2.Bagaimana teks hadis dari sabda Nabi yang artinya seperti ini?

“Barang siapa menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntutlah ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu pengetahuan”.

3. Apa arti dari hadist berikut?

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

4.Kira kira ilmu apa saja yang wajib hukumnya diketahui oleh umat manusia?

5.Bagimanakah sikap yang baik bagi penuntut ilmu tatkala sedang berada dimajelis Ilmu?